Tugas Bahasa Indonesia Proposisi, Term, Penalaran dan Permis berserta Contohnya.
Proposisi
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek
dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam
bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat
Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan , dan kalimat inversi tidak dapa
disebut proposisi . Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut
proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah
bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
Jenis-Jenis Proposisi
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
1.
Berdasarkan bentuk
2.
Berdasarkan sifat
3.
Berdasarkan kualitas
4.
Berdasarkan kuantitas
Berdasarkan bentuk, proposisi dapat dibagi
menjadi 2, yaitu :
a.
Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek
dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh :
·
Semua petani harus bekerja keras.
·
Setiap pemuda adalah calon pemimpin.
b.
Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari
satu subjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh :
·
Semua petani harus bekerja keras dan hemat.
·
Paman bernyanyi dan menari.
Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke
dalam 2 jenis, yaitu:
a.
Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek
dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
·
Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna
coklat.
·
Semua daun pasti berwarna hijau.
b.
Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat
tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke
dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional:
jika hari
mendung maka akan turun hujan
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
Jika harga
BBM turun maka rakyat akan bergembira.
Contoh proposisi kondisional disjungtif:
Christiano
ronaldo pemain bola atau bintang iklan.
Berdasarkan kualitas, proposisi juga dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1.
Positif(afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan
adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.
Contoh:
·
Semua dokter adalah orang pintar.
·
Sebagian manusia adalah bersifat sosial.
2.
Negatif adalah proposisi yang menyatakan bahawa antara
subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
·
Semua harimau bukanlah singa.
·
Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan
rok.
Berdasarkan kuantitas., proposisi dapat dibedakan
ke dalam 2 jenis, yaitu:
1.
Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau
mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
·
Semua gajah bukanlah kera.
·
Tidak seekor gajah pun adalah kera.
2.
Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau
mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
·
Sebagian mahasiswa gemar olahraga.
·
Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi.
Term
Term adalah suatu kata atau suatu kumpulan kata yang merupakan ekspressi
verbal dari suatu pengertian.
* Bagian dari proposisi yang berfungsi sebagai subyek atau predikat, serta
dapat berfungsi sebagai penghubung antara dua proposisi yang disebut premis dalam
sebuah silogisme.
* Tidak semua kata atau kumpulan kata adalah term, meskipun setiap term itu
adalah kata atau kumpulan kata. Alasannya: tidak semua kata atau kumpulan
kata pada dirinya sendiri merupakan ekspressi verbal dari pengertian, dan bahwa
tidak semua kata pada dirinya sendiri berfungsi sebagai subyek atau predikat
dalam suatu proposisi.
* Term adalah kata atau sejumlah kata yang dapat berdiri sendiri. Jenis kata
seperti itu disebut kata kategorimatis. Mis. : bunga, burung, pohon (term tunggal),
orang tua asuh, pencinta lingkungan hidup (term majemuk).
* Ada jenis kata yang tidak bisa berdiri sendiri, baik sebagai subyek maupun
predikat. Ini disebut kata sinkategorimatis. Mis. : tetapi, beberapa, karena,
dengan cepat. Pada dirinya sendiri kata-kata ini tidak merupakan ekspressi
verbal dari pengertian, dan karena itu tidak merupakan term.
* Kata-kata sinkategorimatis itu selalu tergantung pada kata-kata kategorimatis
untuk membentuk sebuah term. Ump.: kata “berjalan” (kategorimatis, term), “dengan
cepat” (sinkategorimatis, bukan term). Tapi “berjalan dengan cepat”
mengungkapkan suatu pengertian baru, dan karena itu dapat berfungsi sebagai
term dalam sebuah proposisi.
3. Jenis-jenis Term
* Dalam kaitan dengan pengertian (arti yang dikandungnya) – Term Univok (satu
kata, satu pengertian) : karyawan, pelanggan, guru, manager. – Term Ekuivok
(satu kata, lebih dari satu pengertian): genting, bulan, bait, pasar. – Term
Analog (satu kata, pengertian bisa sama bisa berbeda): ada, suap, sehat.
* Dalam kaitan dengan jumlah kata – Term Tunggal : gunung, manusia, kejahatan.
– Term Majemuk : Kereta api, lapangan sepak bola, CEO, TQM, BKIA, KPKPN.
* Term ditinjau dari luasnya: Term Singular: mengatakan tentang satu hal
tertentuTerm Partikular: mengatakan tentang sebagian Term universal: mengatakan
tentang seluruh luasnya.
* Berdasarkan sifatnya Term Distributif: berlaku untuk setiap anggotaTerm
Kolektif: berlaku pada sesuatu sebagai satu kesatuan
* Berdasarkan fungsinya dalam proposisi dan silogisme Term subyekTerm
predikatTerm menengah / terminus medius
Penalaran
Pengertian Penalaran secara umum : Penalaran adalah proses berpikir yang
bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah
konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk
proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang
diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.(wikipedia
indonesia)
Penalaran Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan
arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media
hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan
penanda status sosial.
Permis
Jenis-jenis Silogisme
Berdasarkan bentuknya, silogisme terdiri dari;
Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan
kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang
kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat),
dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di
antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
∴
Akasia membutuhkan air (Konklusi)
Hukum-hukum Silogisme Katagorik.
Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular
juga.
Contoh:
Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor).
Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
∴
Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif
juga.
Contoh:
Semua korupsi tidak disenangi (mayor).
Sebagian pejabat korupsi (minor).
∴
Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).
Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:
Beberapa politikus tidak jujur (premis 1).
Bambang adalah politikus (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka
kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin
tidak jujur (konklusi).
Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan.
Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi
premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif.
Contoh:
Kerbau bukan bunga mawar (premis 1).
Kucing bukan bunga mawar (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan
Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah
diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah
dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada
pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh:
Kerbau adalah binatang.(premis 1)
Kambing bukan kerbau.(premis 2)
∴
Kambing bukan binatang ?
Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat
positif
Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor.
Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
Contoh:
Bulan itu bersinar di langit.(mayor)
Januari adalah bulan.(minor)
∴
Januari bersinar dilangit?
Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak
bisa diturunkan konklsinya.
Contoh:
Kucing adalah binatang.(premis 1)
Domba adalah binatang.(premis 2)
Beringin adalah tumbuhan.(premis3)
Sawo adalah tumbuhan.(premis4)
Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya
Silogisme Hipotetik
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi
hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat)
macam tipe silogisme hipotetik:
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang hujan.(minor)
∴
Saya naik becak (konklusi).
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
Jika hujan, bumi akan basah (mayor).
Sekarang bumi telah basah (minor).
∴
Hujan telah turun (konklusi)
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka
kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
∴
Kegelisahan tidak akan timbul.
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
∴
Mahasiswa tidak turun ke jalanan.
Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik
jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting
menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan
yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B,
maka hukum silogisme hipotetik adalah:
Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.
Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif
yang lain. Contoh:
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
∴
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan
maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh
entimen:
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima
hadiahnya.
Silogisme Disjungtif
Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan
disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau
mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada
silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog
bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:
Silogisme disyungtif dalam arti sempit
Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif
kontradiktif. Contoh:
Heri jujur atau berbohong.(premis1)
Ternyata Heri berbohong.(premis2)
∴
Ia tidak jujur (konklusi).
Silogisme disjungtif dalam arti luas
Silogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai
alternatif bukan kontradiktif. Contoh:
Hasan di rumah atau di pasar.(premis1)
Ternyata tidak di rumah.(premis2)
∴
Hasan di pasar (konklusi).
Hukum-hukum Silogisme Disjungtif
Silogisme disjungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar,
apabila prosedur penyimpulannya valid.
Contoh:
Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata Hasan berbaju putih.
∴
Hasan bukan tidak berbaju putih.
Silogisme disjungtif dalam arti luas, kebenaran konklusinya adalah
1. Bila premis minor mengakui salah satu alternatif, maka konklusinya sah
(benar).
Contoh:
Budi menjadi guru atau pelaut.
Budi adalah guru.
∴
Maka Budi bukan pelaut.
1. Bila premis minor mengingkari salah satu alternatif, maka konklusinya tidak
sah (salah).
Contoh:
Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogyakarta.
Ternyata tidak lari ke Yogyakarta
∴
Dia lari ke Solo?
Konklusi yang salah karena bisa jadi dia lari ke kota lain