Minggu, 10 November 2013



AFIKS BAHASA INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1             Latar Belakang

Didalam bahasa Indonesi terdapat yang disebut dengan Afiks atau imbuhan, dimana afiks inisering menjadi perdebatan di masyrakat khususnya masyarakat Indonesia karena afiks ini dinilai lumyan rumit. Oleh karena itu penulis akan menjelaskan secara ringkas apa yang dimaksud dengan Afiks sebagai sumber referensi untuk pembaca dan masyarakat.

1.2             Rumusan Masalah

Supaya tidak melebar dari tema makalah ini, maka penulis membatasinya dengan memberi rumusan masalah apa yang dimaksud dengan Afiks itu?

1.3             Tujuan

Dengan dibuatnya makalah ini penulis bertujuan untuk memberi informasi kepada kalayak umum tentang perkembangan lilnguistik mulai dari periode perkembangan linguistic hingga periode pembaharuan linguistic menurut versi penulis.







BAB II
PEMBAHASAN


Mansoer pateda (1994: 77) mengtakan bahwa afiks adalah morfem yang harus diletakan pada morfem yang lain untuk membentuk kata yang berfungsi dalam ujaran. Talah dikatakan di depan bahwa afiks dapat digolongkan sebagai morfem terikat.
Afiks itu banyak jenisnya. Meskipun demikian, afiks dapat dibagi berdasarkan posisinya, kemampuan melekatnya dan asalnya.

2.1 Afiks Dilihat dari Segi Posisinya

Dilihat dari segi posisinya, afiks dapat dibagi atas prefiks, infiks, sunfiks, konfiks dan gabungaan.

2.1.1 Afiks Prefiks
Yaitu afiks yang harus diletakan didepan sebuah morfem dasar untuk membentuk kata yang berfungsi dalam ujaran. Misalnya Me-, Ber-, Per-, di.

2.1.2 Afiks Infiks
Yaitu afiks yang harus diletakan di tengah morfem dasar (kalau morfem dasar dimulai dengan konsonan) untuk memebentuk kata yang berfungsi dalam ujara. Misalnya -el-, -em- dan -er-.

2.1.3 Afiks Sufiks
Yaitu afiks yang harus diletakkan  di belakang morfem dasar untuk membentuk kata yang berfungsi dalam ujaran. Misalnya –kan, -i dan -an.

2.1.4 Afiks Konfiks
Yaitu afiks yang harus diletakan secara serempak pada sebuah morfem dsar, untuk membentuk kata yang berfungsi dalam ujaran. Misalnya ke-...-an pada kata kehujanan.

2.1.5 Afiks Gabungan
Yakni afiks yang terdiri dari dua atau lebih yang tidak perlu melekat serempak untuk membentuk kata yang berfungsi dalam ujaran.

2.2 Afiks Dilihat dari Kemampuan Melekatnya

Dilihat dari kemampuan melekatnya, afiks dapat dibagi  menjadi dua, yaitu afiks produktif dan afiks improduktif.
Afiks produktif adalah afiks yang mempunyai kemampuan besar untuk melekat pada  macam-macam morfem lain, untuk membentuk kata yang berfungsi dalam ujaran. Contohnya me-,di- dan –kan.
Yang dimaksud dengan afiks improduktif  yakni afiks yang tidak mempunyai kemampuan untuk dilekatkan pada morfem lain. Contohnya -el-, -em- dan -er-.

2.3 Afiks Dilihat dari Segi Asalnya

Dari segi asalny afiks dibagi menjadi dua, yaitu afiks asli dan afiks asing. Yang dimaksud dengan afiks asli ialah afiks yang berasal dari bahasa penutur. Misalnya dalam bahasa Indonesia afiks me-, ter- ,-kan. Sedangkan yang dimaksud dengan afiks asing adalah afiks yang belum mampu keluar dari lingkungan bahasa tempat afiks itu berasal. Misalnya afiks -in, -at yang belum mampu keluar dari bahasa Arab.
Lain dari pada itu ada afiks yang disebut afiks serapan. Yaitu afikks yang ber asal dari bahasa lain (bukan dari bahasa penutur) tetapi afiks yang sudah mampu keluar dari lingkungan di mana afiks itu berasal. Misalnya afiks wan-, -man, -wi.





























BAB II
PENUTUP

3.1 Simpulan

afiks adalah morfem yang harus diletakan pada morfem yang lain untuk membentuk kata yang berfungsi dalam ujaran.
Afiks itu banyak jenisnya. Meskipun demikian, afiks dapat dibagi berdasarkan posisinya, kemampuan melekatnya dan asalnya.

3.2 Saran

Kritik dan saran yang bersifat membangun atau memperbaiki sangat kami harapkan dari pihak pembaca supaya dikemudian hari lebih meminimalisi kekurangan yang terjadi pada makalah kami.














DAFTAR PUSTAKA

              ; 1997b. Pengantar Linguistik Umum. Seri B Bidang Morfologi. Ende-Flores: Nusa Indah.
Parera, Jos Daniel.; 1977a. Pengantar Linguistik Umum. Seri A. Kisah Zaman. Ende-Flores: Nusa Indah.
Pateda, Mansoer.;1988, Linguistik (sebuah pengantar).Bandung, Angkasa.
Ramlan, M.;1967. Ilmu Bahasa Indonesia-Morfologi. Yogyakart: UP. Indonesia.



















                                                           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar