BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Klasifikasi itu adalah suatu proses memilih dan mengelompokkan buku-buku
perpustakaan sekolah atau bahan perpustakaan lainnya atas dasar tertentu serta
diletakkannya secara bersama-sama disuatu tempat.
Tujuan dari pengklasifikasian adalah untuk mempermudah penggunaan koleksi,
baik bagi pengunjung maupun bagi petugas perpustakaan. Dengan kata
lain adalah bahwa klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan buku. Efisiensi disini dapat ditinjau dari dua pihak,
yaitu pihak murid dan pihak guru pustakawan.
1.2.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian klasifikasi ?
2.
Ada berapakah macam-macam klasifikasi ?
3.
Apa tujuan dari klasifikasi ?
4.
Bagaimanakah prinsip
klasifikasi?
5.
Sistem apa sajakah yang digunakan
dalam klasifikasi ?
6.
Apa yang
dimaksud dewey decimal classifikatian (DDC)?
7.
Bagaimana cara
mengklasifikasi buku?
8.
Seperti apakah
bagan klasifikasi persepuluhan dewey?
1.3.
Tujuan
1.
Mengetahui Apa pengertian klasifikasi ?
2.
Mengetahui berapakah macam-macam klasifikasi ?
3.
Mengetahui tujuan dari klasifikasi ?
4.
Mengetahui prinsip klasifikasi?
5.
Mengetahui sistem apa sajakah yang digunakan dalam klasifikasi ?
6.
Mengetahui dewey decimal classifikatian (DDC)?
7.
Mengetahui cara mengklasifikasi buku?
8.
Mengetahui bagan klasifikasi persepuluhan dewey?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Klasifikasi
Secara Etimologi
Klasifikasi berasal dari bahasa inggris dari kata
“classification” dan kata ini berasal dari kata “to classy” yang berarti
menggolongkan dan menempatkan benda-benda di suatu tempat.
Klasifikasi
adalah pengelompokkan yang sistematis pada sejumlah objek, gagasan, buku atau
benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri
yang sama (Hamakonda dan Tairas, 1999: 1).
Towa P.
Hmakotrda dan J.N.B. Tairas (1995) Mengatakan
bahwa klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah
obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan
tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.
Ernest
Cushing Richardson berpendapat bahwa klasifikasi adalah kegiatan mengelompokkan
dan menempatkan barang-barang. Sulistyo Basuki (1991) Mengatakan bahwa
klasifikasi berasal dari kata Latin “classis”. Klasifikasi adalah proses
pengelompokan, artinya mengumpulkan benda/entitasyang sama serta memisahkan
benda/entitas yang tidak sama. Secara umum dapat dikatakanbahwa batasan
klasifikasi adalah usaha menata alam pengetahuan ke dalam tata urutan
sistematis.
(Hamakonda
dan Tairas, 1999: 1)
Klasifikasi
adalah pengelompokkan yang sistematis pada sejumlah objek, gagasan, buku atau
benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri
yang sama.
Ibrahim Bafadal 2009:51 klasifikasi
adalah suatu proses memilih dan mengelompokkan buku-buku perpustakaan sekolah
atau bahan pustaka lainnya atas dasar tertentu serta diletakkannya secara
bersama-sama di suatu tempat.
Berdasarkan dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
klasifikasi itu adalah suatu proses memilih dan mengelompokkan buku-buku
perpustakaan sekolah atau bahan perpustakaan lainnya atas dasar tertentu serta
diletakkannya secara bersama-sama disuatu tempat.
2.2.
Macam-Macam Klasifikasian
1.
Klasifikasi Artifisial : pengelompokan bahan pustaka
berdasarkan ciri atau sifat-sifat lainnya
2.
Klasifikasi Utility :Pengelompokan bahan pustaka
dibedakan berdasarkan kegunaan dan jenisnya.
3.
Klasifikasi fundamental: Pengelompokan bahan pustaka
berdasarkan ciri subyek. Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan sistem ini
mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya:
a)
Bahan pustaka yang subyeknya sama atau hampir sama,
letaknya berdekatan.
b)
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menilai koleksi yang dimiliki dengan melihat subyek mana yang lemah dan mana
yang kuat.
c)
Memudahkan pemakai dalam menelusur informasi menurut
subyeknya.
d)
Memudahkan pembuatan bibliografi menurut pokok
masalah.
2.3.
Tujuan Klasifikasi
Tujuan mengklasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk mempermudah murid-murid di dalam mencari
buku-buku yang sedang diperlukan.
2.
Untuk mempermudah guru pustakawan di dalam mencari
buku-buku yang dipesan oleh murid-murid.
3.
Mempermudah guru
pustakawan mengetahui perimbangan bahan pustakawan.
4.
Perpustakawan
sekolah diklasifikasikan dengan sebaik-baiknya untuk mempermudah guru
pustakawan di dalam menyusun suatu daftar bahan-bahan pustaka yang berdasarkan
sistem klasifikasi.
2.4.
Prinsip-Prinsip
Pengklasifikasian
Agar guru pustakawan tidak terlalu mengalami kesulitan di
dalam mengklasifikasi buku-buku perpustakaan, sebaiknya memahami beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan. Sekedar sebagai pedoman, ada beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan di dalam mengklasifikasi berdasarkan subyeknya :
1.
Klasifikasi
buku-buku perpustakaan sekolah, pertama-tama berdasarkan subyeknya. Kemudian
berdasarkan bentuk penyajian, atau bentuk karyanyan.
2.
Khususnya
buku-buku yang termasuk karya umum dan kesustraan hendaknya lebih diutamakan
pada bentuknya.
3.
Di
dalam mengklasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah hendaknya memperhatikan
tujuan pengarangnya.
4.
Klasifikasi
buku-buku perpustakaan sekolah itu pada subyek yang sangat spesifik.
5.
Apabila
sebuah buku yang membahas dua atau tiga subyek, klasifikasilah buku tersebut
pada subyek yang dominan.
6.
Apabila
ada dua subyek dengan pertimbangan subyek yang sama, maka klasifikasilah buku
tersebut pada subyek yang paling banyak bermanfaat bagi pemakai perpustakaan
sekolah.
7.
Hendaknya
guru pustakawan mempertimbangkan keahlian pengarangnya.
2.5.
Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi bisa didasarkan pada ciri-ciri buku, sehingga buku-buku
yang bercirikan sama bisa dikelompokkan menjadi satu. Ada beberapa
sistem klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah antara lain sebagai berikut :
1)
Sistem abjad nama pengarang
Pada sistem ini, buku-buku
perpustakaan sekolah dikelompokkan atas dasar abjad nama pengarangnya.
2)
Sistem abjad buku
Pada sistem ini, buku-buku
perpustakaan sekolah dikelompokkan atas dasar abjad judul
bukunya.
3)
Sistem kegunaan buku
Pada sistem ini, buku-buku
perpustakaan sekolah dikelompokkan atas dasar kegunaannya. Buku-buku referensi
dikelompokkan menjadi satu, buku-buku cerita dikelompokkan menjadi satu,
buku-buku ilmu pengetahuan, buku-buku untuk anak-anak dikelompokkan menjadi
satu.
4)
Sistem penerbit
Pada sistem ini, buku-buku
perpustakaan sekolah dikelompokkan atas dasar penerbit buku.
5)
Sistem bentuk fisik
Pada sistem ini, bahan-bahan pustaka
dikelompokkan atas dasar bentuk fisiknya. Ditinjau dari bentuk fisiknya,
bahan-bahan pustaka ada yang berupa buku dan ada pula yang bukan berupa buku
pustaka seperti majalah, surat kabar,brosur.
6)
Sistem bahasa
Pada sistem ini, buku-buku
perpustakaan dikelompokkan berdasarkan atas dasar bahasa yang digunakan oleh
buku perpustakaan tersebut.
7)
Sistem subyek
Pada sistem ini buku perpustakaan
dikelompokan atas dasar subyek atau isi yang terkandung didalam buku yang
bersangkutan.
2.6.
Dewey Decimal
Classification (DDC)
Dewey Decimal Classification (DDC) merupakan sistem
klasifikasi perpustakaan hasil karya Melvil Dewey (1851-1931). Dewey telah
merintis sistem klasifikasi ini ketika ia masih menjadi mahasiswa dan bekerja
sebagai pustakawan di Amherst College, Massachusetts, di sebuah negara bagian
Amerika Serikat. Pada tahun 1876, Dewey dapat menerbitkan edisi pertama dengan
judul; “Classification and Subject Index for Cataloguing, and Arranging the
Books and Pamphlets of Library”. Pada edisi-edisi selanjutnya, DDC terus
mengalami penyempurnaan dengan memasukkan subjek-subjek yang belum tercakup
selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Memang banyak sistem klasifikasi perpustakaan yang dibuat,
tapi tidak ada yang mampu bertahan selama DDC. DDC telah mampu bertahan kurang
lebih 1 abad sejak diterbitkannya edisi pertama hingga sekarang. Keunggulannya
adalah sistematik, universal, fleksibel, lengkap dan siap pakai (enumerated).
Sedangkan kelemahannya terletak pada kesan terlalu American centris dan kurang
perhatian pada bidang-bidang di luar Amerika dan Eropa Barat, seperti bidang
agama, manajemen pemerintahan dan bahasa-bahasa. merupakan sistem klasifikasi
perpustakaan hasil karya Melvil Dewey (1851-1931). Dewey telah merintis sistem
klasifikasi ini ketika ia masih menjadi mahasiswa dan bekerja sebagai
pustakawan di Amherst College, Massachusetts, di sebuah negara bagian Amerika
Serikat. Pada tahun 1876, Dewey dapat menerbitkan edisi pertama dengan judul;
“Classification and Subject Index for Cataloguing, and Arranging the Books and
Pamphlets of Library”. Pada edisi-edisi selanjutnya, DDC terus mengalami
penyempurnaan dengan memasukkan subjek-subjek yang belum tercakup selaras
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Memang banyak sistem klasifikasi perpustakaan yang dibuat,
tapi tidak ada yang mampu bertahan selama DDC. DDC telah mampu bertahan kurang
lebih 1 abad sejak diterbitkannya edisi pertama hingga sekarang. Keunggulannya
adalah sistematik, universal, fleksibel, lengkap dan siap pakai (enumerated).
Sedangkan kelemahannya terletak pada kesan terlalu American centris dan kurang
perhatian pada bidang-bidang di luar Amerika dan Eropa Barat, seperti bidang
agama, manajemen pemerintahan dan bahasa-bahasa.
2.7.
Cara Mengklasifikasi
Buku
Cara mengklasifikasi buku sedikitnya ada 2 langkah yang
harus ditempuh, yaitu:
1.
Menetapkan subjek buku
Sebuah buku dapat diketahui subjeknya melalui membaca
seluruh teks buku yang bersangkutan. Namun hal tersebut sangat tidak efisien,
maka bisa menggunakan cara yang praktis yaitu dengan membaca buku secara
teknis.
Langkah pertama adalah membaca judul buku yang bersangkutan.
Namun demikian membaca judul buku tidak selalu menggambarkan isinya atau
subjeknya. Oleh karena itu membaca judul buku tidaklah cukup. Langkah
selanjutnya membaca anak judul buku. Bila pengklasifikasi masih belum yakin,
maka pengklasifikasi bisa mencari keterangan lain yang ada sangkut pautnya
dengan subjek buku yang dimaksud. Misalnya dengan membaca kata pengantarnya.
Jika pengklasifikasi masih belum yakin, maka langkah
selanjutnya adalah membaca pendahuluan. Bisa juga membaca daftar isi, keterangan
bibliografi seperti: daftar pustaka, resensi buku dan sebagainya.
Jalan terakhir yang dilakukan pustakawan jika hal-hal tadi
sudah dilakukan namun belum dapat menemukan subjeknya secara spesifik, maka
terpaksa membaca seluruh tekas dari buku yang bersangkutan.
2.
Menentukan nomor
klasifikasi
Setelah subjek dari buku ditentukan, maka langkah
berikutnya adalah menetapkan lebih dahulu subjek tersebut ke dalam golongan
notasi mana dalam daftar DDC yang ada. Misalnya, ada sebuah buku berjudul
Statistik Indonesia Tahun 1971, maka sudah tentu subjeknya adalah tentang
statistik, yaitu tentang deretan angka-angka yang menunjukkan jumlah peristiwa
atau data tertentu seperti misalnya data tentang penduduk pada suatu saat,
jumlah sekolah yang ada di Jawa Barat, angkatan kerja usia produktif di Jawa
Barat pada tahun ini dan sebagainya.
Jika diamati contoh tersebut di atas, maka data yang
dimaksud termasuk ke dalam golongan ilmu sosial, yakni golongan 300-an. Dengan
menelusuri deretan angka atau notasi pada golongan 300-an ini maka diperoleh
angka 310 untuk statistik sosial, dengan demikian, maka notasi untuk buku
dengan judul tadi bisa diberi label dengan notasi 310.
2.8.
Bagan Klasifikasi
Persepuluhan Dewey
Dalam sistem klasifikasi ini, Dewey membagi seluruh bidang
ilmu pengetahuan menjadi 9 bidang pengetahuan. Di samping itu, terdapat satu
bidang yang bersifat umum yang diberi simbol 000, sehingga menjadi 10 bidang,
kesepuluh bidang ini merupakan pengelompokkan pertama dalam sistem DDC, dan
menjadi kelas utama (main classes).
000- Karya Umum
100- Filsafat
200- Agama
300- Ilmu Sosial
400- Bahasa
500- Ilmu Murni
600- Ilmu Terapan
700- Kesenian
800- Kesusasteraan
900- Sejarah dan Geografi
Setiap kelas utama dibagi lagi secara desimal menjadi 10
divisi yang merupakan subordinasi dari kelas utama tersebut. Misalnya, kelas
utama 300 (Ilmu Sosial) dibagi menjadi 10 divisis berikut:
300- Ilmu-Ilmu Sosial
310- Statistik
320- Politik
330- Ekonomi
340- Hukum
350- Administrasi Umum
360- Masalah Sosial dan Pelayanan Sosial
370- Pendidikan
380- Perdagangan, Komunikasi, dan Transportasi
390- Adat Istiadat, Cerita Rakyat
Selanjutnya, divisi dapat dibagi ke dalam seksi-seksi
secara desimal. Misalnya, divisi 370 (Pendidikan) dibagi menjadi 10 seksi
berikut:
370- Pendidikan
371- Faktor-Faktor Pendidikan
372- Pendidikan Dasar
373- Pendidikan Menengah
374- Pendidikan Dewasa
375- Kurukulum
376- Pendidikan Wanita
377- Sekolah dan Agama
378- Pendidikan Tinggi
379- Pendidikan dan Agama
Setiap seksi dapat dibagi lagi menjadi 10 subseksi yang
merupakan subordinasi dari seksi. Misalnya, untuk kelas 371 (Faktor-Faktor
Pendidikan) dibagi menjadi 10 subseksi sebagai berikut:
371 - Faktor-Faktor Pendidikan
371.1 - Mengajar dan Pengajar
371.2 - Administrasi Pendidikan
371.3 - Metode Belajar dan Mengajar
371.4 - Bimbingan dan Penyuluhan
371.5 - Disiplin Sekolah
371.6 - Sarana Fisik Sekolah
371.7 - Kesehatan dan Keselamatan Sekolah
371.8 - Peserta Didik (Siswa)
371.9 - Pendidikan Khusus
Perlu diingat, jika di dalam sistem DDC notasinya melebihi
3 angka, penulisan notasi angkanya menggunakan tanda titik (.) setelah angka
ketiga seperti 371.1, 371.2, 371.3, dan sebagainya. Masing-masing subseksi
dapat dibagi lagi menjadi 10 bagian yang lebih kecil, demikian seterusnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
3.1.
Klasifikasi adalah
suatu proses memilih dan mengelompokkan buku-buku perpustakaan sekolah atau
bahan perpustakaan lainnya atas dasar tertentu serta diletakkannya secara
bersama-sama disuatu tempat.
3.2.
Macam-macam
klasifikasi, diantara :
a)
Klasifikasi Artifisial
b)
Klasifikasi Utility
c)
Klasifikasi fundamental.
3.3.
Tujuan
Klasifikasi :
a)
Untuk mempermudah murid-murid di dalam mencari
buku-buku yang sedang diperlukan.
b)
Untuk mempermudah guru pustakawan di dalam mencari
buku-buku yang dipesan oleh murid-murid.
c)
Mempermudah
guru pustakawan mengetahui perimbangan bahan pustakawan.
d)
Perpustakawan
sekolah diklasifikasikan dengan sebaik-baiknya untuk mempermudah guru
pustakawan di dalam menyusun suatu daftar bahan-bahan pustaka yang berdasarkan
sistem klasifikasi.
3.4.
Prinsip-Prinsip
Pengklasifikasian
1)
Klasifikasi
buku-buku perpustakaan sekolah, pertama-tama berdasarkan subyeknya. Kemudian
berdasarkan bentuk penyajian, atau bentuk karyanyan.
2)
Khususnya
buku-buku yang termasuk karya umum dan kesustraan hendaknya lebih diutamakan
pada bentuknya.
3)
Di
dalam mengklasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah hendaknya memperhatikan
tujuan pengarangnya.
4)
Klasifikasi
buku-buku perpustakaan sekolah itu pada subyek yang sangat spesifik.
5)
Apabila
sebuah buku yang membahas dua atau tiga subyek, klasifikasilah buku tersebut
pada subyek yang dominan.
6)
Apabila
ada dua subyek dengan pertimbangan subyek yang sama, maka klasifikasilah buku
tersebut pada subyek yang paling banyak bermanfaat bagi pemakai perpustakaan
sekolah.
7)
Hendaknya
guru pustakawan mempertimbangkan keahlian pengarangnya.
3.5.
Sistem
Klasifikasi :
a)
Sistem abjad nama pengarang
b)
Sistem abjad buku
c)
Sistem kegunaan buku
d)
Sistem penerbit
e)
Sistem bentuk fisik
f)
Sistem bahasa
g)
Sistem subyek.
3.6.
Dewey Decimal
Classification (DDC) merupakan sistem klasifikasi perpustakaan hasil karya
Melvil Dewey (1851-1931).
3.7.
Cara mengklasifikasi
buku sedikitnya ada 2 langkah yang harus ditempuh, yaitu:
1) Menetapkan subjek buku
2) Menentukan nomor klasifikasi
2.9.
Bagan Klasifikasi
Persepuluhan Dewey membagi seluruh bidang ilmu pengetahuan menjadi 9
bidang pengetahuan. Di samping itu, terdapat satu bidang yang bersifat umum
yang diberi simbol 000, sehingga menjadi 10 bidang, kesepuluh bidang ini
merupakan pengelompokkan pertama dalam sistem DDC, dan menjadi kelas utama
(main classes).
DAFTAR PUSTAKA
http//LC
Classification\Library of Congress Classification Outline - Classification -
Cataloging and Acquisitions (Library of Congress).htm
http://fatimatuzzahrofadhil.blogspot.co.id/2011/09/klasifikasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar