A.
Pengertian
Puisi lama adalah jenis yang terikat
oleh aturan-aturan, diantaranya jumlah kata dalam satu baris, jumlah dalam satu
bait, persajakan (rima), banyak suku kata setiap baris, dan irama.
B.
Ciri ciri puisi lama
1.
Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama
pengarangnya
2.
Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi
merupakan sastra lisan
3.
Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti
jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
C.
Jenis jenis puisi lama
1.
Mantra
Mantra adalah
sejenis puisi tua yang keberadaannya dianggap memiliki kekuatan gaib
sebagaimana doa. Pada mulanya mantra bukan bagian dari karya sastra, melainkan
bagian dari adat atau kepercayaan. Tetapi, setelah mengalami penelitian mantra
memiliki ciri umum sebuah karya sastra.
Contoh mantra:
Sihir lontar pinang
lontar
Terletak di ujung
bumi
Setan buta
jembalang tua
Aku sapa tidak
berbunyi
Assalamu’alaikum
putry satulung besar
Yang beralun
beriling simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul
rambutmu
Aku membawa sadap
gading
Aku membasuh mukamu
2.
Pantun
Pantun adalah puisi
lama yang mempunyai tiga ciri. Pertama, terdiri atas empat baris yang berpola
ab-ab. Kedua setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Ketiga, dua baris
pertama sebagai sampiran dan dua baris berikutnya sebagai isi. Kata “pantun”
berasal dari kata patutun dalam bahasa Minangkabau yang berarti penuntun. Sejak
kemunculannya, pantun biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai alat untuk
memlihara bahasa dan mengakrabkan pergaulan antarsesama.
Contoh pantun:
Burung
merpati burung dara
Terbang
menuju angkasa luas
Hati siapa
takkan gembira
Karena aku
telah naik kelas.
Asam kandis
asam gelugur
Ketiga asam
si riang-riang
Menangis
mayat di pintu kubur
Teringat
badan tidak sembahyang.
3.
Karmina
Karmina adalah
jenis pantun pendek yang hanya terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan
sampiran, sementara baris kedua merupakan isi. Dalam budaya Betawi, karmina
sangat dikenal sebagai pantun pendek yang sering digunakan dan disajikan dalam
acara-acara penting, seperti lamaran, pernikahan, pesta budaya, dll.
Contoh karmina:
Satu dua
tiga empat
Kakek tua
pakai tongkat
Burung
perkutut terbang melayang
Abang kentut
tidak bilang-bilang
4.
Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang mempunyai tiga ciri. Pertama,
setiap bait terdiri dari dua baris dengan rima yang sama (a-a atau b-b atau
c-c). Kedua, jumlah suku kata dalam baris antara 10-14 suku kata. Ketiga,
hubungan antar baris satu dan dua membentuk kalimat majemuk yang mempunyai
hubungan sebab- akibat.
Contoh gurindam:
Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
Tahu pekerjaan tidak baik, tetapi dikerjakan
Bukannya manusia, itulah setan
5.
Syair
Syair
adalah jenis puisi lama yang berirama yang berasal dari daerah arab dan
mempunyai empat ciri. Pertama, setiap bait terdiri dari empat baris dan
bersajak a-a-a-a. Kedua, setiap baris mempunyai makna yang paling berkaitan
dengan baris-baris sebelumnya. Ketiga, kebanyakan syair ,menceritakan kisah
yang mengandung nasihat/ petuah. Keempat, setiap baris terdiri dari 8-12 suku
kata.
Contoh
syair:
Pada zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Sebuah kerajaan yang aman sentosa
Dipimpin sang raja nan bijaksana
Paras elok amat sempurna
Petak majelis bijak laksana
Memberi hati bimbang gulana
Kasih kepadanya mulia dan hina.
6.
Seloka
Seloka
adalah jenis puisi melayu klasik yang mempunyai bentuk mirip pantun dan
mengandung senda gurau, kejenakaan, sindirian, bahkan ejekan. Kata “seloka”
diambil dari bahasa Sansekerta, yang berarti bahasa terkait yang bentuk maupun
peranannya mirip seperti pantun. Seloka biasanya ditulis dalam empat baris,
tetapi ada juga yan ditulis lebih dari empat baris.
Contoh
seloka :
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk termangu malam siang
Hingga setampak tiada renggang
Tulang sendi habis terguncang
Warna merah menghias buku
Indah nian kian kupandang
Anak kecil menangis sendu
Seharian ia tak makan
7.
Talibun
Talibun
adalah jenis pantun panjnag yang terdiri dari lebih dari empat baris yang
kesemuanya berjumlah genap, antara lain enam, delapan, sepuluh, dua belas
baris, dan seterusnya. Tetapi, dari banyaknya talibun yang ditemui, biasanya
terdiri dari enam atau delapan baris, dua belas, dan seterusnya, meskipun talibun
dengan jumlah baris seperti itu tetap ada.
Apabila
talibum terdiri dari enam baris maka tiga baris pertama dikategorikan sebagai
sampiran, sementara tiga baris kedua dikategorikan sebagai isi. Apabila talibun
terdiri dari delapan belas baris maka empat baris pertama dikategorikan sebagai
sampiran semetara empat baris kedua dikategorikan sebagai isi.
Contoh
taliban:
Penakik pisau seraut
Ambil alah batang lintabung
Selodang ambilkan niru
Yang setetes jadikan laut
Alam terkembang jadikan gunung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar